Pages

Sabtu, 17 September 2011

Ketika Kaka Menghilang

            Bermalas-malasan sambil tiduran dikasur sambil mengetik  sms dihandphone, Ya itulah kegiatanku ketika hari minggu tiba. “Tisaaaa” teriak kaka perempuanku yang biasa menyuruhku untuk mandi. “ayo mandi,anak gadis pemalesan banget ih.Gimana mau ada yang suka?!” kaka yg bosan dan kesel menyuruhku mandi sambil menyindirku. “yeee walo malas mandi juga banyak ko yang suka” gerutuku sambil menjawab sindiran kaka
Kaka bersiap-untuk mengajak ku ke Mall. Biasanya kaka selalu berkumpul dengan tema-temannya jika hari libur tiba dan aku sering ikut bersamanya. Kaka adalah orang yang paling mengerti keadaa ku, mengerti aku dan slalu membelaku. Dia kaka terbaik bagiku dan diapun anak yang sering dipuji mamah dan papah, walau sering kali aku sirik padanya karna ia slalu dipuji dan slalu dibanggakan. Selain cantik kaka juga setiap tahun selalu menjadi juara kelas  dan juasra umum disekolahnya, salah satu sekolah favorit diJakarta Selatan
Akhirnya  datang juga hari senin, hari yang paling au benci karna jadwa sekolah ku sangat padat tak terlewat juga les privat dan eskul. Pagi-pagi kaka sudah menyiapkan sarapan untuk aku,mamah,dan papah juga kaka.  Aku masih bersia-siap dan membereskan kamar, tiba-tiba handphone kaka berbunyi ada sms masuk, aku yang iseng spontan mengambil handphone kaka dan membaca sms itu. Sms itu dari Rezda yang isinya “Pagi Tifa ku sayang, udah sarapan bey?” Hahh aku spontan teriak “Ciyeee ka Tifa punya pacar baru niyeeee” “ tau dari mana tifaaa?” ka tisa menjawab heran. “ini smsnya, pagi Tifa ku sayang, udah sarapan bey?” jawabku membacakan sms dari sesorang bernama Rezda
Rezda? Siapa laki-laki itu? Sesekali aku tak suka kalo ka Tifa punya pacar. Mengapa? Aku takut perhatian kak Tisa padaku berkurang, tapi disisi lain jua aku senang kalo ka Tisa senang.  “cieee ciee ciyee kakaa kiww kiww” “apasih anak smp diem aja!” kaka paling tidak suka kalo aku sudah menyindirnya seperti itu.
Biasanya ari sabtu malam, kita slalu pergi berjalan-jalan. Hangatnya kebersamaan dalam satu keluarga itu seolah terhenti setelah ka Tifa meningga; karna kangker otak yang dideritanya sejak 2 bulan yg lalu. Ka Tifa sengaja menyembunyikan ini,padahal kangker yang menyerang ka Tisa sudah mau melewati stadium akhir
“Tisa harus lebih rajin yaa tambah sayang mamah papah, harus masuk SMA favorit biar mamah papah bangga sama Tisa” kata-kata itu slalu ku dengar, dan kata-kata itu adalah kata-kata terakhir yag diucapkan ka Tifa
“mamah,papah maafin Tifa ya. Jagain Tisa, Tifa sayang banget sama mamah papah” ka Tifa mengatakan itu dengan sangat lembut dan lemas. Matanya bening bercahaya, tubuhnya sangat dingin, kulitnya terlihat lebih putih dari biasanya. Setelah mengucapkan itu kondisi ka Tifa semakin kritis, aku mamah dan papah tidak diperbolehkan ada diruangannya ka Tifa. Dengan khawatirnya aku menunggu didepan kamar ka Tifa, beberapa menit berlalu dokter pun keluar dengan wajah sedih seperti ada kejadian buruk
Spontan aku yangmelihat itu langsung lari masuk kedalam kamar ka Tifa. Tak henti-hentinya aku menangis air mata ini seolah-olah tak henti dan tak percaya kalau sekarang ka Tifa sudah meninggalkan aku mamah dan papah. Mamah dan Papah membantu menenangkanku, dalam pelukan mamah  sempat aku berbicara “apakah ini akhir kebahagiaan keluarga kita mah?” dan mamah hanya memandangku yang tak percaya ka Tifa sudah pergi untuk selama-lamanya meninggalkanku.
Rumah terasa sepi akhir-akhir ini setelah ka Tifa pergi, rumah aku anggap itu kuburan sepi tak ada yang mau tinggal ditempat ini. Mamah selalu tak ada dirumah alasannya sih ngantor tapi mamah pulang saat ku sudah tertidur lelap dan Papah sering ia tak pulang ke rumah,ia haya pulang 1 minggu 3 kali, alasannya sama juga ada kerjaa diluar kota dan papah kalau pulang aku sudah tertidur serta pergi lagi saat ku masih tidur. Betapa hancurnya keluarga ku ini saat ditinggal ka Tifa.
Nilai rapot ku hancur, aku sangat terpuruk melihat keadaan setelah ka tifa tak ada. Dunia seperti terbalik semua berubah dengan sendirinya rasanya aku ingin cepat menyusul ka Tifa ke surga.

-END-